Pramoedya Ananta Toer

"kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu"

Sabtu, 17 Agustus 2013

Tari; tradisional dan modern

Ada seorang guru ngomong ke muridnya "untuk belajar 'dance' harus belajar tari tradisional dulu", demikian dalam debat kecil pada sebuah kelas. Hal ini saya dapati dari cerita beberapa pelajar yang sedang berkesempatan memasang wajah jengah.

Saya tidak begitu mengerti jalan pikir dari guru yang dimaksud, yang tentunya telah mendapat 'protes diam' dari para muridnya akibat pendapatnya tersebut, bukankah generasi saat ini lebih radikal dalam berpikir? Mungkin demikian jika dibandingkan dengan kepicikkan seorang guru yang menyatakan "untuk belajar dance (dalam hal ini yang dimaksud adalah modern dance) harus belajar tari tradisional dulu", cukup bernuansa doktrinasi kalau saya bilang. Jadi ingat masa ORBA.

Bagaimana mungkin mengangkat kebudayaan sendiri untuk dapat sejajar dengan budaya asing tetapi memperlakukan budaya sendiri sebagai budaya rendah? Kebudayaan sendiri disini diwakili oleh "tari tradisional" dan budaya asing yang beragam kali ini diwakili oleh "modern dance" dalam berbagai bentuk yang pada dasarnya lebih sering datang dari luar kebudayaan sendiri.

Kembali pada perbandingan antara tradisional dan modern, pendeknya belum tentu yang datang dari luar kebudayaan kita adalah lebih modern dari budaya kita, dianggap modern disini malah tradisional di tempat asalnya. Sedangkan kita masih keseringan menganggap yang tradisional adalah hasil budaya yang rendah sebagaimana pola pikir seorang guru diatas.

Alangkah berbahayanya pola pikir seperti itu, terlebih ketika pola pikir sedemikian itu tersalur dalam ucapan seorang guru kepada murid-muridnya, sama halnya mengatakan "kita sebagai bangsa yang tidak beradab, marilah menghamba kepada bangsa lain yang lebih gemerlap" tanpa ada upaya untuk memodernkan hasil budaya sendiri, jadilah kita benar-benar menghamba kepada sesama manusia dari bangsa lain. Untuk lebih jelas dalam masalah perbandingan antara modern dan tradisional, silahkan baca tulisan saya sebelumnya "klik link".

Dan lagi tidaklah mungkin para penyanyi Korea dengan tampilan khas "modern dance" nya itu terlebih dulu belajar tari tradisional dari bangsa Indonesia untuk melakukan performa "modern dance" yang tiba-tiba jadi kiblat budaya bagi kebanyakan muda-mudi di Indonesia. Sungguh, kekacauan sedang terjadi dalam otak anda jika anda berpikir seperti itu. Lebih baik mulai suatu analisa kecil tentang koreografi dan iringan musik untuk memodernkan budaya sendiri, misalnya tari Bali diiring musik rock atau jaipong dengan irama jazz. Jazz dan rock adalah tradisi asing yang mendunia yang sementara sedang dibilang "MODERN" daripada jaipong, atau lain waktu kita bisa pikirkan sama-sama tentang kuda lumping yang disemarakkan dengan riuhnya irama trash metal.

1 komentar:

  1. Bagi teman-teman yang ingin belajar nari Semi Ballet,Worship Dance,Tambourine dan Modern Dance, bisa menghubungi saya di nomor 0818119158 atau alamat email: rosie.beatricia@gmail.com
    untuk kursus bisa datang ke tempat kami di Jl. SIliwangi nomor 1 GBI PRAY lantai 2, Pamulang-Tangerang
    atau bisa juga private dengan saya yang datang ke tempa kalian..
    Berlaku untuk semua umur..
    Untuk info lebih jelas bisa langsung menghubungi saya..
    GBu..

    BalasHapus