Pramoedya Ananta Toer

"kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu"

Rabu, 20 Februari 2013

Demokrasi dan anarki, mimpi tentang jalan suatu negeri

Tadi sepulang dari SMP saya ketiduran, baru terbangun menjelang magrib, akhir-akhir ini hari rabu jadi hari paling melelahkan buat saya. Saat terbangun tadi pikiran saya masih sama seperti sebelum tidur, permasalahan berputar-putar dan selalu saja saya coba menenangkan diri, tidak perlu serius sebab segalanya serba iseng.

Demokrasi, suatu sistem pemerintahan yang menjadi pilihan bagi banyak bangsa didunia saat ini, bukan karena sedang "trend" kita juga turut memilih demokrasi atau sebagaimana pikiran banyak orang tentang demokrasi sebagai "obat mujarab" untuk menyelesaikan permasalahan. Bukan. Para pendiri bangsa memilih sistem ini karena terdapat kecocokan pola antara demokrasi dengan tradisi, terdapat kecocokan bukan sama sekali mirip, dan demokrasi bukan "obat mujarab" sebab ia perlu disempurnakan.

Pemikir awal demokrasi sendiri, Plato dan Aristoteles malah memandang demokrasi sebagai salah satu pilihan buruk dalam bernegara, ia adalah jalan menuju anarki. Ilustrasi demokrasi dalam hal ini adalah sebuah ruang yang memiliki banyak pintu, ditengahnya ada sebuah meja dan setiap orang memiliki kemudahan untuk menaruh kertas harapan diatas meja tersebut. Agar tidak terjadi kekacauan dalam ruangan tersebut, sebab karena kemudahannya maka setiap orang akan berebut bahkan bertindak curang dengan menghilangkan kertas harapan milik orang lain dari atas meja, dibentuklah suatu organisasi yang memiliki kewenangan untuk mengatur setiap pintu yang ada pada ruangan tersebut.

Lain waktu, karena manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk berubah maka peraturan-peraturan dibuat untuk menertibkan aktivitas di ruangan tersebut, tapi sisi lain dari manusia yang juga memiliki kecenderungan untuk berkuasa, tamak dan serakah maka terjadilah pola-pola dominasi yang pada akhirnya memancing unsur-unsur kekuatan yang bermunculan baik diluar maupun didalam ruangan. Dalam keadaan tersebut muncul lah suatu kekuatan diluar ataupun menyelinap didalam kekuatan-kekuatan yang ada, kekuatan ini adalah kekuatan anarki, tidak terorganisir tapi memiliki kekuatan dan jumlah.

Anarki adalah paham yang menyatakan bahwa segala penindasan oleh siapapun harus dilenyapkan. Dari asal bahasanya, anarki adalah "tanpa pemerintahan" yang karena menolak penindasan dengan anggapan bahwa segala bentuk negara dan pemerintahan adalah kekuasaan yang menindas, maka anarki juga anti bentuk atau tidak terorganisir. Sebagai teori politik, anarki mengupayakan pembentukan masyarakat tanpa hirarki dalam segi apapun dikehidupannya. Sebagaimana pendapat Pyotr Kropotkin-seorang anarkis Rusia yang menganjurkan suatu anarkisme komunis "Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia".

Walaupun anarki merupakan cabang dari sosialisme sebagaimana marxisme, pada dasarnya anarki adalah lawan utama kaum marxis, mereka terlibat perdebatan sepanjang sejarah marxisme (sosialisme ilmiah), anarkisme memegang teguh pendapat Bakunin "kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan" sedang kaum marxis memandang anarkisme adalah suatu "utopi" bahkan hingga munculnya paham "new left". Hari ini, kita menyaksikan, ketika komunisme telah lama ambruk, anarki tetap berkibaran hingga dijalanan kota-kota di Indonesia. Tapi tetap saja, anarkisme adalah "utopia".

Paham inipun sebenarnya pernah menarik perhatian pemikir Islam, Hassan Hanafi-pencetus "kiri Islam" yang menyatakan "sudah saatnya kita bergeser dari teologi statis-irasional menuju anarkisme-rasional", tentunya pendapat ini dimaksudkan sebagai autokritik atas bergesernya nilai-nilai dan pola kebangsawanan yang mengatasnamakan agama.

Anarki dan demokrasi adalah mimpi tentang suatu jalan, jalan pemecahan masalah yang membutuhkan proses, anarki adalah mimpi tapi ia ada dimanapun kita temui kelompok manusia, sedang demokrasi adalah mimpi yang senantiasa dibicarakan dan dibangga-banggakan keberadaannya meskipun sulit sekali mengidentifikasi pelaksanaannya ditengah pertarungan kekuatan-kekuatan dominan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar